Cara Tepat Menggunakan Chlorine Bleach untuk Memutihkan Pakaian
Pemutih berbahan dasar chlorine bleach (natrium hipoklorit/NaOCl) adalah jenis pemutih paling kuat dalam menghilangkan noda membandel serta mengembalikan warna putih yang kusam. Namun karena sifatnya sangat reaktif, chlorine bleach harus digunakan dengan cara yang benar agar pakaian tetap awet, tidak menguning, dan aman bagi kesehatan.
Artikel ini membahas langkah penggunaan chlorine bleach yang benar, aman, dan menghasilkan putih maksimal.
Apa itu Chlorine Bleach?
Chlorine bleach adalah pemutih cair berbahan aktif natrium hipoklorit, biasanya berwarna kuning muda dan berbau tajam. Kegunaannya:
- Menghilangkan noda berat (keringat, jamur, makanan, lumpur).
- Mengembalikan warna putih yang kusam.
- Membasmi bakteri dan kuman pada pakaian.
Namun chlorine bleach tidak cocok untuk pakaian berwarna atau kain halus seperti wol, sutra, linen premium, dan denim berkualitas tinggi.
Kapan Anda Boleh Menggunakan Chlorine Bleach?
Gunakan chlorine bleach hanya untuk:
- Pakaian putih 100% cotton atau polyester.
- Sprei, handuk, atau seragam kerja berwarna putih.
- Pakaian dengan noda berat yang sulit hilang dengan deterjen biasa.
Jangan gunakan chlorine bleach pada:
- Pakaian berwarna (akan memudar atau muncul bercak).
- Pakaian dengan simbol “segitiga dicoret” di label.
- Kain halus atau pakaian dengan print sablon.
Cara Tepat Menggunakan Chlorine Bleach
Berikut langkah paling aman dan paling efektif:
1. Cek Label Perawatan pada Pakaian
Cari simbol pemutih:
- Segitiga polos: boleh semua jenis pemutih, termasuk chlor.
- Segitiga dengan garis dua: hanya pemutih non-klorin.
- Segitiga dicoret: tidak boleh memakai pemutih sama sekali.
Ini penting untuk menghindari kerusakan serat.
2. Jangan Tuang Chlorine Bleach Langsung ke Pakaian
Sifat chlorine sangat korosif. Jika terkena kain secara langsung, dapat menyebabkan:
- Bercak kuning
- Serat cepat rapuh
- Lubang halus pada pakaian
Selalu encerkan chlorine bleach sebelum digunakan.
3. Lakukan Bleaching setelah Proses Main Wash
Dalam laundry professional, proses bleaching harus selalu dilakukan setelah main wash dan setelah air deterjen dibuang, alasannya yaitu:
a. Detergent Stage bertugas mengangkat kotoran organik + lemak terlebih dahulu
Kotoran organik = “musuh chlorine”.
Jika bleaching dilakukan pada kain yang masih penuh kotoran organik:
- Chlorine akan habis bereaksi dengan kotoran, bukan memutihkan.
- Efek bleaching menjadi lemah.
b. Pada main wash, deterjen bekerja di pH tinggi (alkali 10–12)
Chlorine tidak boleh berada di pH setinggi itu.
Chlorine paling aktif & stabil pada pH 7–9.
c. Deterjen mengandung surfaktan, enzim, builder, dan brightener
Semua komponen ini:
- Menetralkan chlorine
- Membuat chlorine terurai menjadi chloramine
- Menghasilkan noda kuning bila reaksinya salah (chlorine + brightener)
Karena itu chlorine selalu diberikan pada bath terpisah setelah main wash dan air detergen dibuang agar efek chlorine bisa bekerja maksimal. Itulah sebabnya SOP internasional menegaskan:
Chlorine bleach must be applied in a separate bath after the main wash, never together with detergent.
4. Takaran Ideal Penggunaan
Berikut takaran aman untuk memutihkan pakaian:
A. Perendaman Manual
- 1 liter air → 10–15 ml chlorine bleach
- Rendam 5–10 menit saja
- Jangan melebihi 15 menit (risiko serat rusak)
B. Mesin Cuci
Masukkan chlorine bleach pada slot “bleach” (jika tersedia):
- 1 tutup botol (± 20–30 ml) untuk 7–8 kg cucian
Jangan memasukkan chlorine secara langsung ke tabung cuci.
5. Waktu Perendaman yang Tepat
Chlorine bleach bekerja cepat pada suhu ruang.
- Waktu ideal: 5–10 menit
- Tidak dianjurkan: lebih dari 15 menit
Jika noda belum hilang:
- Bilas
- Ulangi di siklus berikutnya
Bukan menambah waktu perendaman.
6. Bilas hingga Benar-benar Bersih
Sisa chlorine yang tertinggal dapat:
- Menyebabkan pakaian cepat rusak
- Memicu iritasi kulit
- Menimbulkan bau menyengat
Pastikan bilasan terakhir tidak berbau pemutih.
7. Gunakan Sour pada Bilasan Terakhir
Setelah proses bleaching dengan chlorine, sisa hipoklorit (chlorine aktif) dan pH basa pada kain harus dihilangkan/ dinetralisir untuk:
- Mencegah penguningan dan kerusakan serat
- Menghindari iritasi kulit
- Mengembalikan pH kain ke tingkat netral (sekitar pH 6–7) sebelum pengeringan/softener
Produk yang umum digunakan disebut “sour” (acid sour / neutralizer) seperti C&C Sourliq. Ada dua fungsi yang harus dibedakan:
- Penurunan pH (acid sour) — menurunkan alkalinitas sisa deterjen/bleach (contoh: berbasis asam organik seperti asam sitrat atau asam sulfanat).
- Penetralisir chlorine (reducing agent) — bahan yang benar-benar menguraikan sisa hipoklorit menjadi chloride non-reaktif (contoh: metabisulfit/bisulfite) — beberapa produk sour mengandung bahan ini atau kombinasi keduanya.
Catatan: Jangan pakai asam sebelum memastikan chlorine sudah dibilas. Menggabungkan asam langsung dengan hipoklorit dapat melepaskan gas berbahaya (klorin).
Cara Pakai Sour:
- Bilas dahulu setelah bleaching sampai bau pemutih berkurang dan busa hilang.
- Gunakan sour pada final rinse (bilasan akhir) yang menggunakan air bersih.
- Ikuti petunjuk dosis pada kemasan produk; bila ragu, gunakan dosis kecil lalu tambah bila perlu.
- Periksa pH (pH strip) bila memungkinkan — target pH akhir pada kain ≈ 6–7.
- Jangan pernah menambahkan sour pada air yang masih mengandung chlorine aktif atau busa deterjen.
Kesimpulan
Chlorine bleach adalah pemutih paling efektif asalkan digunakan dengan metode yang benar. Kuncinya adalah:
- Jangan dicampur deterjen
- Gunakan setelah main wash
- Gunakan air bersih
- Waktu singkat
- Bilas menyeluruh
- Tambahkan sour untuk menetralkan chlor dan mencegah kekuningan




